Jumat, 21 Maret 2014

Whats Is Nutritionist ?????

Saat aku kuliah jurusan D3 Gizi , sudah banyak yang memandang sebelah mata atas profesi Ahli Gizi. Menjadi tenaga ahli dalam kesehatan janganlah saling menjatuhkan sama lain. Tenaga ahli kesehatan adalah tim yang solid demi menciptakan masyarakat yang sehat. Aku pernah mendapat crita dari temanku disalah satu RS daerah jatim saat dia PKL ,ahli gizinya tidak merancang menu dan dokter yang merancang menu. Itu sudah menyalahi aturan yang ada, kompetensi dokter dan ahli gizi spesifikasinya jelas berbeda. Hal-hal seperti ini lah mungkin menjadi kontra dan pandangan sebelah mata atas profesi Ahli Gizi. 

Padahal, jika tidak ada Ahli Gizi siapa yang akan merancang menu,memantau proses dari awal sampai akhir, memberikan konseling ke pasien, memberikan makanan yang boleh dimakan dan tidak, memberikan diet untuk penyakit tertentu ? hal ini hanya bisa dikerjaan Ahli Gizi. Dokter,Perawat,Rekam medik,Kesling,Bidan,Analis Kesehatan,Fisioterapi dan tenaga kesehatan lainnya itu sudah mempunyai kompetensi masing-masing dan tidak bisa kita "double" kompetensi. 

Dietisien adalah seseorang yang memiliki pendidikan gizi, khususnya dietetik, yang bekerja untuk menerapkan prinsip-prinsip gizi dalam pemberian makan kepada individu atau kelompok, merencanakan menu, dan diet khusus, serta mengawasi penyelenggaraan dan penyajian makanan (Kamus Gizi, 2010).

Sedangkan  seorang konselor gizi adalah ahli gizi yang bekerja untuk membantu orang lain (klien) mengenali, mengatasi masalah gizi yang dihadapi, dan mendorong klien untuk mencari dan memilih cara pemecahan masalah gizi secara mudah sehingga dapat dilaksanakan oleh klien secara efektif dan efisien. Konseling biasanya dilakukan lebih privat, berupa komunikasi dua arah antara konselor dan klien yang bertujuan untuk memberikan terapi diet yang sesuai dengan kondisi pasien dalam upaya perubahan sikap dan perilaku terhadap makanan (Magdalena, 2010).

Kemudian peran ahli gizi yang satu lagi ialah sebagai penyuluh gizi. Yakni seseorang yang memberikan penyuluhan gizi yang merupakan suatu upaya menjelaskan, menggunakan, memilih, dan mengolah bahan makanan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku perorangan atau masyarakat dalam mengonsumsi makanan sehingga meningkatkan kesehatan dan gizinya (Kamus Gizi, 2010). Penyuluhan gizi sebagian besarnya dilakukan dengan metode ceramah (komunikasi satu arah), walaupun sebenarnya masih ada beberapa metode lainnya yang dapat digunakan. Berbeda dengan konseling yang komunikasinya dilakukan lebih pribadi, penyuluhan gizi disampaikan lebih umum dan biasanya dapat menjangkau sasaran yang lebih banyak.

Ketiga peran itu hanya bisa dilakukan oleh seorang ahli gizi atau seseorang yang sudah mendapat pendidikan gizi dan tidak bisa digantikan oleh profesi kesehatan manapun, karena ketiga peran itu saling berkaitan satu sama lain, tidak dapat dipisahkan.
Sebagai ahli gizi dari sekian banyak generasi ahli gizi, saya hanya berharap agar fungsi, tugas dan keberadaan ahli gizi tidak di pandang sebelah mata lagi oleh masyarakat. without a nutritionist, everybody won’t be health.

Rabu, 19 Maret 2014

Teh dapat menghambat penyerapan zat besi



Manfaat Teh
Teh banyak disukai karena selain menyegarkan juga membantu seseorang mendapatkan energi yang dibutuhkan selama aktivitas sehari-hari.
Teh juga membantu Anda bersantai setelah hari kerja yang panjang. Konsumsi rutin teh meningkatkan kewaspadaan mental.
Minuman ini membantu meningkatkan laju metabolisme dan dengan demikian membantu menurunkan berat badan.
Teh juga membantu menjaga tingkat kolesterol dalam darah. Minuman ini melindungi Anda tidak hanya dari penyakit jantung, tetapi juga dari diabetes dan beberapa jenis kanker.
Teh membantu menurunkan kadar hormon stres dalam tubuh dan dengan demikian membantu memerangi depresi.
Dampak Teh pada Penyerapan Zat Besi
Meskipun memiliki banyak manfaat kesehatan, menurut penelitian yang dirilis oleh “Journal of Human Nutrition and Diabetics”, konsumsi berlebihan tanin yang terdapat dalam teh menghambat penyerapan zat besi non-heme dalam tubuh dan dengan demikian memicu kekurangan zat besi.
Teh mengandung tanin (catechin dan bioflavonoid) yang memiliki sifat antioksidan dan mampu menurunkan berat badan.
Namun, tanin juga diketahui membentuk ikatan larut dengan molekul besi non-heme dan dengan demikian mencegah penyerapan besi non-heme dalam tubuh.
Beberapa laporan menunjukkan bahwa konsumsi berlebihan teh dapat mempengaruhi proses penyerapan zat besi non-heme dalam tubuh.
Heme dan non-heme adalah dua bentuk zat besi yang diperoleh dari makanan. Anda mendapatkan besi heme dari daging dan besi non-heme dari tumbuhan.
Meskipun proses penyerapan zat besi tergantung pada berbagai faktor seperti kondisi kesehatan secara keseluruhan dan diet seimbang, telah diamati bahwa tanin dalam teh mempengaruhi proses penyerapan zat besi non-heme.
Meskipun menghambat penyerapan zat besi non-heme, tanin tidak menghambat proses penyerapan zat besi heme.
Saat terdapat tanin, zat besi heme yang bisa diserap berada pada tingkat 10-30%, sedangkan besi non-heme hanya diserap pada tingkat 2-10%.
Vegan dan vegetarian berada pada risiko yang lebih besar terkena kekurangan zat besi karena mereka hanya mendapatkan asupan zat besi dari tumbuhan yang dihambat oleh kehadiran tanin.
Penelitian juga menunjukkan bahwa mereka yang minum teh di antara waktu makan atau segera setelah makan, biasanya memiliki kadar besi rendah.
Zat besi yang rendah dalam tubuh bisa berefek fatal terutama bagi ibu hamil dan menyusui, bayi dan balita, remaja putri, serta atlet karena mereka membutuhkan zat besi lebih besar.
Selain tanin, zat lain seperti protein kedelai, kalsium, polifenol yang terdapat dalam kacang-kacangan dan biji-bijian (deda, gandum, jagung dan sereal lainnya) juga dapat menghambat proses penyerapan zat besi dalam tubuh.
Sumber : Amazing.com